Senangnya Para Ibu Hamil di Kota Semarang, Dapat Makanan Tambahan dari Pemkot dan PHRI

“Ini menunya dua macam protein. Jadi kita selalu intervensi berbasis bukti. Ada menu yang memiliki satu jenis protein hewani, dan itu bisa menurunkan stunting. Tapi dua jenis protein hewani efeknya lebih kuat untuk penurunan stunting. Saya lihat menu yang diberikan, baik kepada ibu hamil maupun balita ada dua jenis protein hewani. Ada ayam dengan paduan ikan dan ada juga ayam dengan bola-bola jenis protein lainnya,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Meski demikian, dirinya juga mengingatkan, partisipasi masyarakat dan keluarga, agar lebih peduli kepada ibu-ibu hamil maupun anak yang tumbuh kembangnya melambat. Ia juga mengingatkan, di samping program PMB dari Pemkot Semarang, ibu hamil KEK maupun balita berat badan kurang juga wajib mengkonsumsi makanan rutinnya.

“Jadi jangan sampai kalau sudah dapat PMB lalu porsi makan yang di rumah dikurangi. Karena ini kan kita seperti tumbuh kejar yang butuh extra. Makanan lain yang diberikan ini adalah makanan ektra, jadi untuk di rumah (makannya) jangan dikurangin,” tuturnya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, jika pihaknya optimistis pada 2024 Kota Semarang bisa zero stunting.

Disampaikan, selain PMB, Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) juga memiliki program-program lainnya, seperti Interverensi Promotif Ibu Hamil serta Mentorship untuk Cegah Anemia dan Kurang Energi Kronis (Roberto Carlos) dan Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (San Piisan). Ke depan, pihaknya juga berencana akan mengajak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk penuntasan stunting dan ibu KEK.

“Di Kota Semarang ini tinggal 872 anak-anak stunting dan 774 ibu KEK maupun anemia. Sehingga, dengan kerja sama oleh PHRI bisa dikembangkan. Tidak hanya dengan PHRI, tetapi kami akan melakukan lagi dengan Aprindo,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Simak Obat Herbal Untuk Melancarkan Haid